Minggu, 28 November 2010

Essay yang pernah kubuat dan tak tahu mau dikemanakan

Teman-teman, kali ini saya akn membahas tentang sesuatu yang agak jenuh untuk dibaca. yaitu Essay. Essay adalah tulisan singkat yang berisi sekumpulan gagasan yang diberikan bukti dengan fakta-fakta yang sebenarnya untuk memperkuat tulisan. ini adalah salah satu Essay yang saya tulis dulu ketika masih bersekolah di SMA Negeri 1 Jayapura. Silahkan dinikmati..

 

Teknologi Pertanian yang Adaptif untuk Meningkakan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian

 

Indonesia sebagai tanah tropis dari bentang dan topografi Bumi merupakan suatu hal yang sangat unik. Dibandingkan dengan beraneka ragam negara di sepanjang garis khatulistiwa, hanya tanah Indonesia-lah yang paling produktif. Jika kita mau menengok kembali sejarah para penjajah terdahulu, maka kita akan mendapatkan kenyataan bahwa karena pertanianlah para penjajah rela untuk tinggal berlama-lama di Indonesia. Sekadar contoh, Gubernur Jenderal Van den Bosh pernah mengeluarkan kebijakan Culturstelsel (tanam paksa) untuk meningkatakan produktivitas pertanian guna memenuhi kebutuhan pihak Hindia Belanda pada masa itu.

Setelah kurang lebih dua abad berlalu sejak “tanam paksa” diberlakukan, bidang pertanian di Indonesia semakin hari semakin baik. Bahkan bidang pertanian merupakan bidang tumpuan utama Indonesia untuk kegiatan ekspor guna mendatangkan keuntungan bagi Negara sejak awal kemerdekaan Indonesia. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, keinginan untuk ke arah yang lebih baik dengan perawatan atau cara yang lebih mudah makin diminati. Kemudian lahirlah penelitian-penelitian yang mengubah dunia tak terkecuali bidang Biologi khususnya bagian pertanian. Ribuan penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul untuk menghasilkan produktivitas tinggi yang dapat memberikan keuntungan baik secara ekonomis maupun teknis.

Usaha untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian tak lepas dari mutu tanaman dan kemungkinan hasil yang diberikan. Selain mutu tanaman, teknologi juga sangat berpengaruh dalam meningkatnya produktivitas hasil pertanian. Selain itu, teknologi juga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Kini, masalah yang dihadapi adalah bagaimana dan apa jenis teknologi tersebut. Berikut akan diuraikan dengan jelas.

Dalam usaha untuk meningkatkan produksi, kita mengenal adnya intensifikasi pertanian. Salah satu contohnya adalah teknologi pertanian. Tingkatan teknologi pertanian berbeda dengan teknologi yang selama ini kita kenal. Teknologi dalam pertanian tidak hanya berupa barang yang bersifat mekanis, tetapi juga suatu sistem yang dapat digunakan untuk menambah sifat dan hasil produksi yang lebih baik. Inovasi teknologi pertanian merupakan usaha kolektif berbagai pelaku. Dalam pelaksanaan fungsi masing-masing, setiap pelaku mempelajari dan mengalami cara-cara yang harus diterapkan dan pada saat yang bersamaan ia berusaha memperbaikinya. Pengalaman yang diperoleh itu secara akumulatif membentuk perbendaharaan pengetahuan yang terus bertambah dan berkembang. Apabila pengalaman dan pengetahuan dari pelaku yang beragam itu dikumpulkan dan kawinkan melalui suatu proses tukar menukar pengetahuan dan aksi nyata inovasi bersama maka akan dihasilkan sinergisme dengan luaran yang melebihi total dari proses inovasi yang dilakukan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap penelitian harus dilibatkan atau bahkan harus ditemukan kreasi inovasi teknologi baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha pertanian.

Kini seiring merebaknya pemanasan global, maka iklim di dunia pun tidak dapat diprediksi. Akibatnya, para petani (pengusaha pertanian lain juga terkena dampaknya) tidak dapat menentukan waktu tanam dengan baik dan hasilnya pun tidak menjadi maksimal. Apabila hal ini terjadi, maka gagal panen pun akan menurunkan daya saing dan nilai tambah dari suatu hasil pertanian. Untuk itu diperlukan sebuah gagasan tentang teknologi yang ideal untuk mengatasi problem tersebut.

Atas dasar dua alasan yang dikemukan di kedua paragraf di atas, saya mencoba membuat sebuah gambaran umum teknologi masa depan yang dapat menjadi inovasi sekaligus pemecahan terhadap masalah pemanasan global agar nilai tambah dan daya saing produk pertanian semakin meningkat. Untuk keperluan ini, kita dapat mencari dari berbagai penelitan yang telah dilakukan, misalnya teknologi budidaya bawang merah di dataran medium. Bawang merah merupakan sayuran yang mempunyai prospek yang cukup baik dalam agribisnis di Indonesia. Oleh karena itu, pemilihan tempat penanaman juga sangat berpengaruh dengan hasil yang akan diberikan. Khusus untuk daerah medium yang pada umumnya memiliki tingkat keasaman yang cukup, varietas bawang merah yang bagus untuk ditanam adalah varietas Kuning. Ini disebabkan oleh pembandingan tiga teknologi yang digunakan, yaitu teknologi Balitsa, teknologi Modifikasi (Balitsa dan Petani), dan teknologi Petani. Jika menggunakan teknologi Balitsa, maka bawang varietas Kuning rata-rata menghasilkan pertumbuhan dan komponen hasil bawang merah tertinggi. Sedangkan penggunakan teknologi Petani untuk agroekosistem dataran medium dengan menggunakan varietas Kuning tampak cukup memadai, sedangkan dengan penggunaan teknologi Modifikasi perolehan keuntungan dari hasil varietas Kuning tampak cukup tinggi. Sedangkan sejauh ini, selain dari varietas Kuning, tidak ada varietas lain yang sanggup mendatangkan keuntungan dan hasil yang lebih baik dari varietas bawang merah Kuning. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah untuk meningkatkan keuntungan (yang sangat berkaitan dengan mutu dan nilai tambah) terhadap usaha pertanian diperlukan teknologi yang dapat diterapkan kepada suatu varietas pada tempat tertentu yang tidak akan mengurangi sifat-sifat menguntungkan dari varietas tersebut agar tercapai mutu yang diharapakan serta menjadi pilihan utama atau tidak kalah dari pesaingnya.

Selain itu, perhatikan contoh di bawah ini yang membahas teknik Top Working pada anggur dengan menggunakan varietas batang atas. Kita mengetahui bahwa akhir-akhir ini kualitas anggur Indonesia (khususnya anggur Bali) semakin menurun di kalangan Internasional. Untuk itu diperlukan sebuah varietas unggul yang dapat menggantikan varietas anggur yang sudah menurun produktivitasnya. Teknologi yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik Top Working, yaitu sejenis teknik okulasi yang digunkan untuk menambah sifat menguntungkan dari suatu varietas dengan mutu (secara kualitas dan kuantitas) yang relatif baik. Jenis varietas anggur yang disarankan adalah Bs 60 dan Cardinal. Hal ini cukup beralasan, karena dari semua langkah Top Working yang telah dilakukan terhadap Bs 60, White Malaga dan Cardinal, Bs 60 dan Cardinal yang paling menguntungkan. Langkah  teknologi Top Working secara garis besar adalah: menentukan pengaruh metode sambung/temple terhadap sambungan jadi dan saat tunas tumbuh, menentukan dan menganalisis pengaruh metode sambung/tempel terhadap pertumbuhan tunas pada anggur umur 3 bulan, menentukan pengaruh entries dan varietas batang atas terhadap presentase sambungan jadi dan saat tunas tumbuh pada anggur, menentukan pengaruh umur entries terhadap pertumbuhan tunas pada anggur umur 3 bulan, menentukan varietes terhadap pertumbuhan tunas pada anggur umur 3 bulan, pengaruh umurentris terhadap pertumbuhan tunas generatif , pengaruh varietas terhadap pertumbuhan tunas generatif anggur, dan pengaruh varietas terhadap komponen dan mutu hasil anggur. Kesimpulan penelitan ini adalah: Keberhasilan dengan keuntungan tinggi adalah metode Top Working yaitu teknik sambung celah di percabangan, penggunaan bahan entries umur 1 bulan lebih baik dibandingkan dengan entries umur 4 bulan. Keberhasilan penyambungan  dengan entries umur 1 bulan mencapai 100%, batang atas sudah mulai tumbuah pada satu minggu setelah sambung dan meningkatkan pertumbuhan tunas vegetatif pada semua varietas. Berdasarkan pertumbuhan tunas vegetatif, generatif dan analisis mutu buah, maka Bs 6o dan Cardinal dapat direkomendasikan sebagi varietas batang atas untuk pengganti varietas Bali. Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah dalam usaha untuk meningkatkan mutu agar dapat bersaing diperlukan teknologi fleksibel dan sederhana untuk membuat penemuan lain menggantikan yang tidak menguntungkan. Dengan kata lain, diperlukan sebuah teknologi yang bersifat adaptif terhadap perkembangan zaman.

Teknologi harus lebih banyak memberikan lebih banyak dampak positif dari dampak negatif. Salah satu dampak negatif penggunaan teknologi adalah matinya berebagai jenis spesies belalang setelah penggunaan pestisida atau insektisida pada saat menyemprot hama penyakit pada tanaman. Untuk menyelesaikan masalah ini, perhatikan penelitian tentang perbedaan ketahanan terhadap penyakit layu Fusarium di antara varietas melon. Melon merupakan salah satu usaha yang memiliki arti ekonomis tinggi  serta memberi peluang untuk usaha agribisnis. Agar usaha melon memberikan keuntungan yang memadai, harus diuji ketahanannya terhadap penyakit khususnya penyakit layu Fusarium agar dapat menghasilkan buah yang bermutu dan dapat bersaing serta memiliki nilai tambah yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari vareitas melon yang dapat bertahan terhadap penyakit layu Fusarium. Sampel percobaan ini adalah varietas melon Silver Light, Action-434, Meteor, Jade Dew, New Century, Sky Sweet, Sky Rocket. Setelah diteliti, penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa varietas melon jenis Silver Light tergolong imun terhadap penyakit layu Fusarium. Sedangkan Action-434 tergolong agak tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Kedua varietas melon tersebut dapat digunakan sebagai komponen pengendalian penyakit layu Fusarium tanaman melon secara terpadu. Kesimpulan yang dapat diambil dari conth di atas adalah cara terbaik yang ramah lingkungan untuk membasmi hama atau penyakit pada tanaman pertanian adalah menggunakan teknologi penyilangan. Setelah didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit, teknologi penyilangan mungkin dapat dikembangkan dengan permasalahan yang lebih kompleks, misalanya varietas unggul yang dapat ditanam hanya dengan pengairan yang sedikit, waktu yang singkat atau bahkan di tempat yang kondisinya berubah-ubah dari usim ke musim (seperti kekeringan dan kebanjiran yang banyak disebabkan oleh pemanasan global).

Berbicara tentang pemanasan global, berarti berbicara tentang dampaknya bagi bidang pertanian khususnya pada makanan pokok di Indonesia. Padi (beras) yang telah menjadi konsumsi pokok masyarakat Indonesia kini semakin menipis. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya, antara lain: para petani merasa tertipu oleh iklim yang berubah-ubah sehingga padi yang dihasilkan selalu gagal panen karena terkena kekeringan atau kebanjiran yang dari tahun ketahun semakin tak menentu, pengetahuan masayarakat yang selalu berdasarkan pengalaman sehari-hari membuat mereka tetap saja menanam padinya pada waktu yang sama tanpa melihat pola perubahan iklim atau musim, dan semakin melonjaknya harga kebutuhan menjadi faktor ekonomi paling utama bagi petani. Jika ketiga faktor di atas tidak ditanggulangi maka minat dunia Internasional pada padi Indonesia akan semakin menurun sehingga nilai tambah dan daya saingnya pun menurun. Untuk masalah ini, saya punya tiga gagasan antara lain, yang pertama mengganti makanan pokok masyarakat Indonesia agar nilai ekonomis dapat dipusatkan bada makanan pokok jenis baru tersebut. Ini disebut dengan pemecahan jangka pendek. Yang kedua adalah melakukan penelitian besar dengan teknologi penyilangan untuk mencari varietas yang mempan dengan ketiga faktor utama yang telah disebutkan di atas. Ini disebut dengan pemecahan jangka menengah. Dan yang ketiga adalah berusaha menghilangkan faktor penyebab pemanasan global agar keseimbangan alam kembali tercapai. Langkah-langkahnya adalah dengan menanami hutan yang gundul, pengurangan penggunaan AC, parfum, tisu, kertas, dan lain-lain yang dapat menghindarkan ozon dari pembolongan. Langkah berikutnya adalah langkah diplomatis. Setelah serentak di Indonesia dilakukan dan berhasil dengan sukses, perlu dilakukan kampanye Internasional terhadap negara lain dengan langkah-langkah yang sama. Dari segi teknologi, perlu dibuat terobosan teknologi yang ramah lingkungan seperti penggunaan biogas, mesin tenaga nitrogen, dan lain-lain. Mengurangi frekuensi gedung-gedung tinggi yang berkaca banyak, dan meninggalkan filsafat hedoisme, materialsme, serta filsafat liberalisme agar dunia semakin aman dan nyaman untuk ditinggali. Jika sudah sampai pada tahap ini, maka Indonesia dapat lega dan santai karena pemanasan global telah hilang dan dapat mencari keuntungan dari hasil pertaniannya secara sehat serta dapat terus mengembangkan teknologi pertanian untuk meningkatkan mutu di pasaran dunia. Ini disebut peecahan jangka panjang. Ini hanya dapat terjadi jika jika semua orang di dunia memiliki kesadaran untuk menjaga keseimbangan alam.

Setelah berbagai uraian di atas, saya akan memberikan sebuah gambaran teknologi yang dapat digunakan  untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian. Gambaran teknologi tersebut adalah bersifat adaptif sehingga mudah untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman (diantaranya sudah dijelaskan pada pemecahan pemanasan global) serta dapat digunakan terhadap berbagai spesies atau varietas, teknologi harus bersifat fleksibel dalam arti mudah untuk diterapkan oleh masyarakat, teknologi yang tidak menguntungkan harus dibuang dan diganti dengan yang menguntungkan, teknologi tidak harus berbentuk mekanis tetapi dapat berbentuk penelitian atau metode serta berupa langkah-langkah kerja yang nyata, teknologi harus memperhatikan keanekaragaman hayati suatu jenis spesies agar spesies  yang tidak terlibat tidak ikut menjadi korban (seperti kasus hama di atas), teknologi harus bersifat efektif dan efisien (tidak berbelit-belit), teknologi harus dikombinasikan dengan perhitungan keuntungan yang didapatkan, teknologi ramah lingkungan yang telah diterapkan secara turun temurun oleh dapat diakulturasikan dengan teknologi modern dan disebarluaskan dengan meperhatikan dan memperhitungkan dampak yang ditimbulkan, teknologi mampu diterapkan pada saat sulit seperti saat pemanasan global sekarang ini, teknologi dapat dialihfungsikan untuk menjadi dasar penemuan teknologi baru dan yang paling penting teknologi itu diciptakan untuk kesejahteraan bangsa dan negara tetapi di lain pihak tidak mengurangi nilai ekonomisnya sesuai dengan prinsip ekonomi. Kesemuanya itu saya yakin akan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian Indonesia dengan negara-negara lain. Sedangkan yang menjadi penghubung antara teknologi dengan masyarakat adalah upaya penyuluhan, pencontohan langsung, dan lain-lain.

Akhirnya sebagai penutup saya hanya bisa mengatakan bahwa sebuah gagasan tanpa ada perhatian maka hanya akan menjadi angan belaka. Semuanya saya kembalikan kepada anda pribadi untuk menilai dan memberikan kritik atau komentar terhadap gagasan saya agar gagasan tersebut dapt lebih berkembang dan akhirnya dapat terealisasikan dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar